Pelanggaran Etika Dalam Media Cetak atau Elektronik

images

1. Kebohongan publik yang dilakukan pihak Public Relation dari Perusahaan Adam Air

Kebohongan publik yang dilakukan pihak Adam Air seharusnya tidak dilakukan karena menurut saya apa yang dilakukan oleh Public Relation dari Adam Air tentang konfirmasi kecelakaan pesawat bukan merupakan jalan keluar terbaik dari masalah tersebut. Dari mata awam saja jika melihat dan memperhatikan kecelakaan beberapa tahun lalu tersebut secara logika dapat disimpulkan bahwa kesalahan terletak pada pihak Adam Air karena jika sebelum terbang pihak Adam Air dengan benar melakukan pengecekan terhadap segala sesuatunya dipesawat, maka tidak akan terjadi kecelakaan maut yang merenggut banyak nyawa manusia tersebut. Dengan cara menyalahkan cuaca buruk yang terjadi bukanlah membuat masyarakat percaya begitu saja, secara logika pesawat dirancang dengan baik untuk menghadapi cuaca buruk sekalipun jika pesawat benar-benar siap terbang sekalipun cuaca yang sangat buruk terjadi maka pasti ada jalan keluar selain mendarat paksa pesawat tersebut, cara menyalahkan cuaca buruk akan memperburuk opini masyarakat tentang pesawat, citra alat transportasi penerbangan menurun drastis. Masyarakat menjadi tidak mudah begitu saja percaya kepada jalur transportasi penerbangan, trauma dan takut akan selalu menyelimuti calon-calon penumpang jalur transportasi ini. Alhasil dampaknya menjadi luas, sejak kejadian tersebut minat masyarakat untuk menggunakan alat transportasi ini menurun secara drastis, ini terlihat dari hasil penelitian salah satu peneliti dari Jakarta tentang penumpang pesawat.

2. Sensor

Menurut saya, sensor di media elektronik Indonesia saat ini telah berbalik arah dalam artian apa yang seharusnya di sensor tidak di sensor dan apa yang seharusnya tidak di sensor malah menjadi hal utama dalam penentuan sensor. Contohnya, rokok yang seperti kita tahu telah termasuk budaya orang Indonesia atau sudah umum dilakukan di Indonesia dan legal tetapi setiap muncul rokok di televisi pastilah di sensor sedangkan terkadang dalam film wanita memakai pakaian sexy dan terbuka serta memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh yang tidak sepantasnya terlepas dari penentuan sensor karena satu hal yaitu hal-hal tersebut “menjual”.

3. Penyiaran

Tentang penyiaran tengah malam di beberapa stasiun televisi Indonesia seperti Jakarta Belum Tidur, Sexophone dll menurut saya acara-acara inilah yang membuka mata masyarakat awam yang sebelumnya tidak mengetahui cara-cara mencapai dan menemui hal-hal yang negatif seperti itu menjadi tahu dan mempraktekannya. Dalam acara tersebut menampilkan tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya wanita-wanita sexy dan “dapat dibeli” serta menampilkan keadaan club-club malam yang terlihat asyik dan menyenangkan bahkan sampai harga yang harus dikeluarkan untuk mencapai kesenangan sesaat tersebut pun dijelaskan dengan detail. Hal ini menurut saya yang menyebabkan beberapa orang yang sebelumnya tidak mengetahui sama sekali menjadi penasaran dan memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal tersebut. Alhasil semakin tinggi tingkat konsumen dalam hal-hal negatif tersebut di Indonesia setiap tahunnya. Indonesia sedang menuju tahap negara bebas yang biasa di sebut “Free For Everything To Do” seperti di negara-negara bebas lainnya, tinggal menghitung hari saja.

Categories: Komunikasi Massa | Tag: | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.